Lara menatap sekeliling kelas
VA. Clara adalah murid pindahan dari Bandung. Dia adalah anak yatim piatu.
Clara pindah ke sekolah Taman Siswa enam bulan yang lalu.
Dulu, saat Clara masih tinggal
di bandung ia diadopsi seorang ibu muda bernama tante Lika. Tante Lika
mengadopsi dan membawa Clara ke Jakarta tempat tinggalnya. Clara pun diasuh
olehnya. Selang beberapa bulan, Clara mendapat berita buruk. Tante Lika
meninggal karena tragedi tabrak lari. Menurut cerita, saat itu tante Lika sedang
menyebrang. Tiba-tiba sebuah mobil Mercedes-benz berwarna hitam melaju kencang
dan menabrak tante Lika. Tante Lika pun
dibawa kerumah sakit terdekat. Pelaku kabur dan sampai sekarang belum
ditemukan. Sayang sesampainya di rumah sakit, tante Lika sudah tiada.
Clara yang sedang sekolah di
Al-Azhar pun ditelepon dan diminta segera ke rumah sakit Global tempat tante
Lika di baringkan. Clara pun diantar pak Bambang sopirnya, pergi ke rumah sakit
Global. Disana, Clara menangis sejadi-jadinya. Clara pun menjadi yatim piatu
kembali. Suami tante Lika sudah dua tahun yang lalu meninggal. Beliau terkena
serangan jantung.
Semenjak itu, Clara diasuh di
panti asuhan di kota Jakarta. Pengasuhnya bernama Mrs. Werse. Beliau orang yang
baik dan penyayang. Clara sangat senang berada dip anti asuhan itu.
Mrs. Werse menginginkan Clara mendapat beasiswa di sekolah Taman Siswa yang berjarak tak jauh dari panti asuhan itu.
Akhirnya, Clara bisa mendapat beasiswa dan bersekolah di sekolah Taman Siswa
dengan gratis.
“Clara, hei jangan melamun” tegur
sebuah suara. Lamunan Clara terbuyar. Di depanya, berdiri seorang anak
perempuan berjilbab putih sedang tersenyum kearahnya. “Eh, Sazia kenapa?” tanya
Clara balas tersenyum. “Ayo kita ke taman, aku mau mencari udara segar” ajak
Sazia sambil menarik tangan Clara. Tas yang tadinya digendong di punggungnya
sudah ditaruh dibangku samping Clara.
“Em, tadi kenapa kamu melamun?” tanya Sazia heran sekaligus penasaran. “Aku, mengingat tante Lika, mama yang dulu mengadopsiku”
jawab Clara jujur. “Clara, aku turut berduka, tapi kamu harus ikhlas agar tante
Lika tenang di alam sana” saran Sazia bijak. “Iya Saz, tapi tetap saja aku
terus mengingatnya, aku masih sedih” Clara menunduk. “Clara, sudah kita
lanjutkan nanti setelah bel istirahat” Sazia mengakhiri pembicaraanya dengan Clara.
KRIING! KRIING!
Sekarang, bel tanda masuk
berbunyi. Semua anak segera masuk ke kelas masing-masing. Begitu pun dengan
Sazia dan Clara. Mereka memasuki kelas sambil bergandengan tangan dan senyum
manis.
Pagi ini, Clara bangun pagi
dengan semangat. Dia dan Sazia akan lari pagi bersama. Mereka ketemuan di
taman.
Byar! Byur! Clara mandi dengan
semangat. Selesai mandi, Clara segera memakai pakaian. Dia mengenakan baju
panjang berwarna biru muda, celana berwarna biru muda, jilbab berwarna putih,
dan flat shoes berwarna putih. Clara tak lupa memakai bedak dan liontin
berwarna putih dengan bentuk hati
berwarna pink di tengahnya.
"Oke, aku sudah siap” Clara
menyambar tas pink kecil dan handuk
kecil. “Pagi Mrs. Werse” sapa Clara sambil tersenyum. “Pagi Clara” balas
Mrs. Werse . “Sarapan nak?” Mrs. Werse menawarkan.
“Nggak Mrs, mau sarapan bareng
Sazia” jawab Clara. “Oh, sudah punya teman” goda Debra adik di panti asuhan
Clara yang sedang memotong wortel. “Sudah dong Debra” jawab Clara tersipu. “Ya, sudah Clara pergi ya Miss”
pamit Clara sambil mencium punggung tangan Mrs. Werse.
“Duh, mana Sazia ya?” gumam
Clara. “Hai, Clara ya” seseorang menepuk pundak Clara. Clara menoleh. “Sazia
kamu lama banget” Clara mencubit pipi Sazia gemas. “Ups! Aku kelamaan ya” Sazia
menggaruk kepalanya. “Kamu nggak nyadar?” Clara gemas. Sazia menggeleng.
“Ya sudah yuk kita lari pagi”
ajak Clara. “Tapi kita sarapan dulu, lapeer” Sazia mengelus perutnya. “Hahaha
yuk ada bubur ayam tuh” Clara menghampiri pedagang bubur ayam.
“Mang, bubur ayamnya dua porsi
ya” ujar Clara. Penjual bubir ayam mengacunhkan jempol. “Kamu belum makan?” tanya Clara. Sazia
mengangguk malu.
“Nah, buburnya sudah datang,
makan dulu” Clara mengambil sendok dan garpu lalu mulai menyuapkan sesendok
bubur. Begitupun dengan Sazia. Dia begitu semangat menyuapkan sesendok bubur ke
mulutnya.
Setelah memakan bubur
masing-masing sampai habis, mereka segera melanjutkan lari pagi. Sesekali
diselingi ngobrol dan bercanda. Mereka terlihat sangat akrab seperti sahabat
lama.
“Sazia aku mau pulang dulu ya”
pamit Clara. “Ya, sudah sampai nanti” Sazia melambaikan tanganya. Clara memang
ada acara ulang tahun Vina, kakak Clara.
“Clara, ganti bajumu” perintah
Mrs. Werse. “Okey, Mrs” Clara segera menuju kamarnya dan membuka lemari
bajunya. “Pakai gaun pink ini saja, atau gamis merah jambu ini ya” gumam Clara
dalam hati. “Clara pakai gaun pink aja ya” Mrs. Werse berseru dari
dalam kamar. “Oke Mrs” Clara segera mengambil gamis merah jambunya. Dia
memakainya dengan hati-hati agar tidak kusut. “Nah pakai gelang mutiara ini
jadi lebih cantik” Clara mematut dirinya di depan kaca riasnya.
Ya, Clara memang cantik dengan
gaun pink dan bando berwarna pink juga dan aksesoris gelang mutiara yang melingkar di pergelangan tanganya. “Clara
sudah siap belum?” tanya Mrs. Werse sambil membuka pintu kamar Clara. “Sudah
Mrs” Clara segera memakai flat shoes pink nya. “Ya, sudah ayo ke halaman
belakang” Mrs. Werse menggandeng tangan Clara menuju halaman belakang yang
luas. Di halaman belakang beberapa anak sudah berkumpul. Halaman belakang pun
sudah dihias seindah mungkin.
Ada balon berwarna-warni yang
ditempelkan di pohon mangga, ada pita warna ungu yang menghiasi meja yang sudah
disediakan. Mrs. Werse pun masih sibuk menyusun hadiah. “Mrs. Mau ku bantu?”
tawar Clara. “Tolong tempelkan pita ini di kursi itu” perintah Mrs. Werse. Beliau
masih sibuk menyusun hadiah yang
segunung tingginya( Nggak segitunya sih)
“Velicia, panggilkankan adikmu,
Vina” suruh Mrs. Werse. “Baik Mrs,” kak Velicia mengangguk sambil berjalan
menuju kamar Vina. Velicia adalah kakak tertua. Kak Velicia berumur 17 tahun,
sedangkan kak Vina berumur 14 tahun. Clara sendiri berumur 11 tahun.
“Semuanya sembunyi, ini pegang
terompet satu-satu” perintah Mrs. Werse sambil memberikan terompet warna-warni.
Setelah mendapat terompet masing-masing, semuanya mencari tempat yang cocok
untuk bersembunyi. Ada yang dibawah meja, dibalik pohon, bahkan ada yang diatas
pohon apel.
“Surprise..happy birthday”
anak-anak memeluk Vina. “Terimakasih I love you all” Vina tersenyum haru.
“Happy birthday to you..happy birthday..happy birthday…happy birthday to you..”
semua menyanyikan lagu ‘happy bithday’ untuk Vina.
“Tiup lilinya Vina” pinta Mrs.
Werse. Setelah Vina meniup lilin, Mrs. Werse membagikan kue black forest itu pada anak panti asuhan
Cinta Kasih itu. “Setelah mememakan kuenya, Vina bisa membuka kado ” Mrs.
Werse menyusun hadiah yang menumpuk itu di meja. Kue ulang tahun dibawa masuk
ke kulkas untuk dimakan esok harinya.
“Ini dariku kak” Clara menyerahkan
kado yang kertas kadonya bergambar kue ulang tahun dengan tulisan-tulisan
‘happy birthday’
“Oke, apa ini?” kak Vina
merobek kertas kado yang melekat erat ke
kado. “Waah, sebuah jam tangan mickey mouse, aku suka sekali” kak Vina memeluk
Clara. “Thank you Clara” kak Vina menaruh kotak berisi jam itu disampingnya.
Besok adalah hari minggu.
Biasanya Clara membantu Mrs. Werse membuat kue untuk dijual keesokan harinya.
Tetapi, malam ini Clara lebih memilih membaca buku novel miliknya.
Besoknya, Clara mandi dan
sarapan. Lalu dia pergi ke rumah Sazia yang tak jauh dari panti asuhanya. Clara
mengetuk pintu rumah Sazia sambil mengucap salam.
Keluarlah ibu Sazia. “Halo
tante Ike, ada Sazia?” tanya Clara sopan. “Tentu Clara, Sazia sedang di
kamarnya masuk saja” ujar tante Ike, mama Sazia. “Halo Sazia” sapa Clara sambil
membuka pintu kamar Sazia.
“Clara? Ngapain kamu ke
rumahku, sampai masuk kamarku segala, sana pergi” usir Sazia ketus.
“Ta.tapi..Sazia..aku ingin main” ujar Clara lesu. “Tidak ada tapi-tapian sana..pergi!”
Sazia mendorong Clara sampai terjatuh ke lantai kamar Sazia.
“Baik kalau kamu tidak mau
bermain denganku! Aku akan pergi, kamu memang jahat” isak Clara sambil membuka
pintu kamar Sazia. “Tunggu! Maafkan aku Clara, aku salah, mau memaafkanku?” Sazia
memeluk Clara. “Tentu, dengan satu syarat” Clara tersenyum. “Beritahu aku, ada apa denganmu” Clara
balas memeluk Sazia. “Tentu” Sazia mengangguk.
“Clara aku ingin bercerita
sesuatu” Sazia menunduk. “Ada apa? Ceritakan saja” Clara penasaran. “Bundaku
adalah seorang penyelam, beliau sering pindah-pindah tugas, besok aku akan
diajak ke Amerika selama satu tahun” cerita Sazia sambil menagis. “Tenang saja,
aku akan selalu mengingatmu” Clara tersenyum kecil. “Kamu memang sahabat
terbaik” Sazia tersenyum bahagia. “Thank you” Clara tersenyum simpul.
Pagi ini hari senin. Clara
segera mandi dan sarapan. Tetapi saat sarapan, Clara teringat kalau Sazia akan
pergi ke Amerika hari ini. Dia segera mengambil handpone nya dan menelepon
Sazia.
“Halo Sazia? Jadwal penerbanganmu jam berapa?” tanya Clara saat telepon sudah tersambung. “Aku jam 4 sore Clara, tenang kita bisa
menghabiskan waktu di sekolah” jawab Sazia menenagkan hati Clara yang
gundah. Telepon dimatikan oleh Sazia.
“Clara, ayo cepat sekolah” suara Mrs. Werse terdengar dari telinga
Clara. Clara segera menyambar tas sekolahnya yang sudah terisi makanan, buku
pelajaran, dan alat tulis.
Sesampainya di sekolah Clara
segera menuju kelasnya. Kelasnya sudah ramai dengan anak-anak yang sedang
mengobrol dan bermain. Clara mencari-cari sosok Sazia. Terlihat Sazia sedang
duduk dibangkunya dengan murung. Sepertinya dia sedih kerena harus meninggalkan
sahabat-sahabatnya di Jakarta.
“Halo Sazia” sapa Clara sambil
mengembangkan senyumnya. “Pagi Clara” balas Sazia lesu. “Sudahlah Sazia, kamu
tidak usah sedih, nanti kan kita bertemu lagi” Clara menenangkan sambil duduk
disamping Sazia. “Ya, tapi aku tetap sedih” Sazia menunduk. “Aku sedih kerena
meninggalkanmu, aku pasti rindu” lanjut Sazia sambil memeluk Clara. “Aku juga
sedih, karena ditinggal kamu, tapi aku harus ikhlas” Clara tersenyum.
Kriiing! Kriiing!
Bel masuk berbunyi, semua anak
duduk rapi dibangku masing-masing menunggu kedatangan
Mrs. Angelie wali kelas mereka. Mrs. Angelie adalah seorang guru yang cantik,
manis, penyabar, baik hati, penyayang, pokoknya komplit deh!
Tak terasa pelajaran telah
usai. Seluruh murid-murid menaruh buku pelajaran mereka di loker pribadi
mereka. Setelah bel berbunyi, seluruh murid berhambur keluar kelas untuk
mencuci tangan mereka lalu menyantap makanan masing-masing.
Clara dan Sazia memakan bekal
mereka di kelas. Mereka sesekali mengobrol dan bercanda. “Sazia, aku ingin
memberimu sesuatu” Clara mengaduk-aduk isi tasnya. “Nah ini dia” Clara
menyerahkan kotak besar berwarna merah pada Sazia. “Waah..thank you, aku juga
punya sesuatu untukmu” Sazia mengeluarkan kotak besar bersampul kertas kado
dari tasnya. “Ini, terimalah” Sazia menyerahkanya pada Clara. “Terimakasih,
Sazia” Clara tersenyum bahagia.
Pagi ini, Clara akan berpisah dengan Sazia.“Mrs. Werse, aku sudah siap”
Clara menghampiri Mrs. Werse yang sedang duduk di ruang santai. “Kamu cantik Clara” puji Mrs. Werse. “Terimakasih, ayo pergi Miss” Clara menggandeng tangan
Mrs. Werse menuju halaman depan panti asuhan.
“Kemana kita?” Tanya Mr.
Sir adik Mrs. Werse. “Kita ke bandara Halim Perdanakusuma” jawab Mrs. Werse. Mrs. Sir
segera mengemudikan mobil menuju bandara.
Di bandara, Clara segera menuju
kursi tunggu. Ia akan menunggu Sazia.
Clara menunggu sambil bermain game online di hpnya. “Clara, ini Miss bawakan
minuman” Mrs. Werse menyerahkan satu kaleng cola
pada Clara. “Thanks Miss” jawabku masih sibuk bermain game. Sesekali Clara
meneguk minuman kaleng cola yang
dibelikan Mrs. Werse.
Tiba-tiba, seorang anak
perempuan mengahmpiriku. “Halo Clara, ini aku Sazia” anak itu memelukku.
“Sazia, ya ampun lama banget sih” protesku. “Aku tadi nyariin kamu sama Mrs.
Werse” jawab Sazia sambil duduk disampingku.
Baru 15 menit kami mengobrol.
Pesawat Sazia sudah datang. Sazia pun pamit padaku. “Kabari aku ya, jangan
lupakan aku” kataku sambil melambaikan tangan saat Sazia beralih untuk chek-in dan mengurus bagasi “Tentu Clara, aku
tidak akan melupakanmu bye” balas Sazia sambil melambaikan tangan.
Tapi, aku sudah tidak sedih.
Sazia hanya setahun di Amerika, insya Allah aku bisa bertemu lagi dengan Sazia.
Aku berharap, aku dan Sazia menjadi FRIEND FOREVER