Selasa, 15 Mei 2018

FRIEND FOREVER



C


Lara menatap sekeliling kelas VA. Clara adalah murid pindahan dari Bandung. Dia adalah anak yatim piatu. Clara pindah ke sekolah Taman Siswa enam bulan yang lalu.

Dulu, saat Clara masih tinggal di bandung ia diadopsi seorang ibu muda bernama tante Lika. Tante Lika mengadopsi dan membawa Clara ke Jakarta tempat tinggalnya. Clara pun diasuh olehnya. Selang beberapa bulan, Clara mendapat berita buruk. Tante Lika meninggal karena tragedi tabrak lari. Menurut cerita, saat itu tante Lika sedang menyebrang. Tiba-tiba sebuah mobil Mercedes-benz berwarna hitam melaju kencang dan menabrak  tante Lika. Tante Lika pun dibawa kerumah sakit terdekat. Pelaku kabur dan sampai sekarang belum ditemukan. Sayang sesampainya di rumah sakit, tante Lika sudah tiada.

Clara yang sedang sekolah di Al-Azhar pun ditelepon dan diminta segera ke rumah sakit Global tempat tante Lika di baringkan. Clara pun diantar pak Bambang sopirnya, pergi ke rumah sakit Global. Disana, Clara menangis sejadi-jadinya. Clara pun menjadi yatim piatu kembali. Suami tante Lika sudah dua tahun yang lalu meninggal. Beliau terkena serangan jantung.
Semenjak itu, Clara diasuh di panti asuhan di kota Jakarta. Pengasuhnya bernama Mrs. Werse. Beliau orang yang baik dan penyayang. Clara sangat senang berada dip anti asuhan itu.
Mrs. Werse menginginkan Clara mendapat  beasiswa di sekolah Taman Siswa yang berjarak tak jauh dari panti asuhan itu. Akhirnya, Clara bisa mendapat beasiswa dan bersekolah di sekolah Taman Siswa dengan gratis.
“Clara, hei jangan melamun” tegur sebuah suara. Lamunan Clara terbuyar. Di depanya, berdiri seorang anak perempuan berjilbab putih sedang tersenyum kearahnya. “Eh, Sazia kenapa?” tanya Clara balas tersenyum. “Ayo kita ke taman, aku mau mencari udara segar” ajak Sazia sambil menarik tangan Clara. Tas yang tadinya digendong di punggungnya sudah ditaruh dibangku samping Clara.
“Em, tadi kenapa kamu melamun?” tanya Sazia heran sekaligus penasaran. “Aku, mengingat tante Lika, mama yang dulu mengadopsiku” jawab Clara jujur. “Clara, aku turut berduka, tapi kamu harus ikhlas agar tante Lika tenang di alam sana” saran Sazia bijak. “Iya Saz, tapi tetap saja aku terus mengingatnya, aku masih sedih” Clara menunduk. “Clara, sudah kita lanjutkan nanti setelah bel istirahat” Sazia mengakhiri pembicaraanya dengan Clara.

KRIING! KRIING!
Sekarang, bel tanda masuk berbunyi. Semua anak segera masuk ke kelas masing-masing. Begitu pun dengan Sazia dan Clara. Mereka memasuki kelas sambil bergandengan tangan dan senyum manis.

Pagi ini, Clara bangun pagi dengan semangat. Dia dan Sazia akan lari pagi bersama. Mereka ketemuan di taman.
Byar! Byur! Clara mandi dengan semangat. Selesai mandi, Clara segera memakai pakaian. Dia mengenakan baju panjang berwarna biru muda, celana berwarna biru muda, jilbab berwarna putih, dan flat shoes berwarna putih. Clara tak lupa memakai bedak dan liontin berwarna putih dengan  bentuk hati berwarna pink di tengahnya.
"Oke, aku sudah siap” Clara menyambar tas pink kecil dan handuk  kecil. “Pagi Mrs. Werse” sapa Clara sambil tersenyum. “Pagi Clara” balas Mrs. Werse . “Sarapan nak?” Mrs. Werse menawarkan.
“Nggak Mrs, mau sarapan bareng Sazia” jawab Clara. “Oh, sudah punya teman” goda Debra adik di panti asuhan Clara yang sedang memotong wortel. “Sudah dong Debra” jawab Clara tersipu. “Ya, sudah Clara pergi ya Miss” pamit Clara sambil mencium punggung tangan Mrs. Werse.
“Duh, mana Sazia ya?” gumam Clara. “Hai, Clara ya” seseorang menepuk pundak Clara. Clara menoleh. “Sazia kamu lama banget” Clara mencubit pipi Sazia gemas. “Ups! Aku kelamaan ya” Sazia menggaruk kepalanya. “Kamu nggak nyadar?” Clara gemas. Sazia menggeleng.

“Ya sudah yuk kita lari pagi” ajak Clara. “Tapi kita sarapan dulu, lapeer” Sazia mengelus perutnya. “Hahaha yuk ada bubur ayam tuh” Clara menghampiri pedagang bubur ayam.
“Mang, bubur ayamnya dua porsi ya” ujar Clara. Penjual bubir ayam mengacunhkan jempol. “Kamu belum makan?” tanya Clara. Sazia mengangguk malu.
“Nah, buburnya sudah datang, makan dulu” Clara mengambil sendok dan garpu lalu mulai menyuapkan sesendok bubur. Begitupun dengan Sazia. Dia begitu semangat menyuapkan sesendok bubur ke mulutnya.
Setelah memakan bubur masing-masing sampai habis, mereka segera melanjutkan lari pagi. Sesekali diselingi ngobrol dan bercanda. Mereka terlihat sangat akrab seperti sahabat lama.
“Sazia aku mau pulang dulu ya” pamit Clara. “Ya, sudah sampai nanti” Sazia melambaikan tanganya. Clara memang ada acara ulang tahun Vina, kakak Clara.
“Clara, ganti bajumu” perintah Mrs. Werse. “Okey, Mrs” Clara segera menuju kamarnya dan membuka lemari bajunya. “Pakai gaun pink ini saja, atau gamis merah jambu ini ya” gumam Clara dalam hati. “Clara pakai gaun pink  aja ya” Mrs. Werse berseru dari dalam kamar. “Oke Mrs” Clara segera mengambil gamis merah jambunya. Dia memakainya dengan hati-hati agar tidak kusut. “Nah pakai gelang mutiara ini jadi lebih cantik” Clara mematut dirinya di depan kaca riasnya.
Ya, Clara memang cantik dengan gaun pink dan bando berwarna pink juga dan aksesoris gelang mutiara yang melingkar di pergelangan tanganya. “Clara sudah siap belum?” tanya Mrs. Werse sambil membuka pintu kamar Clara. “Sudah Mrs” Clara segera memakai flat shoes pink nya. “Ya, sudah ayo ke halaman belakang” Mrs. Werse menggandeng tangan Clara menuju halaman belakang yang luas. Di halaman belakang beberapa anak sudah berkumpul. Halaman belakang pun sudah dihias seindah mungkin.
Ada balon berwarna-warni yang ditempelkan di pohon mangga, ada pita warna ungu yang menghiasi meja yang sudah disediakan. Mrs. Werse pun masih sibuk menyusun hadiah. “Mrs. Mau ku bantu?” tawar Clara. “Tolong tempelkan pita ini di kursi itu” perintah Mrs. Werse. Beliau masih sibuk menyusun  hadiah yang segunung tingginya( Nggak segitunya sih)
“Velicia, panggilkankan adikmu, Vina” suruh Mrs. Werse. “Baik Mrs,” kak Velicia mengangguk sambil berjalan menuju kamar Vina. Velicia adalah kakak tertua. Kak Velicia berumur 17 tahun, sedangkan kak Vina berumur 14 tahun. Clara sendiri berumur 11 tahun.
“Semuanya sembunyi, ini pegang terompet satu-satu” perintah Mrs. Werse sambil memberikan terompet warna-warni. Setelah mendapat terompet masing-masing, semuanya mencari tempat yang cocok untuk bersembunyi. Ada yang dibawah meja, dibalik pohon, bahkan ada yang diatas pohon apel.
“Surprise..happy birthday” anak-anak memeluk Vina. “Terimakasih I love you all” Vina tersenyum haru. “Happy birthday to you..happy birthday..happy birthday…happy birthday to you..” semua menyanyikan lagu ‘happy bithday’ untuk Vina.
“Tiup lilinya Vina” pinta Mrs. Werse. Setelah Vina meniup lilin, Mrs. Werse membagikan kue black forest itu pada anak panti asuhan Cinta Kasih itu. “Setelah mememakan kuenya, Vina bisa membuka kado ” Mrs. Werse menyusun hadiah yang menumpuk itu di meja. Kue ulang tahun dibawa masuk ke kulkas untuk dimakan esok harinya.
“Ini dariku kak” Clara menyerahkan kado yang kertas kadonya bergambar kue ulang tahun dengan tulisan-tulisan ‘happy birthday’
“Oke, apa ini?” kak Vina merobek kertas kado yang  melekat erat ke kado. “Waah, sebuah jam tangan mickey mouse, aku suka sekali” kak Vina memeluk Clara. “Thank you Clara” kak Vina menaruh kotak berisi jam itu disampingnya.
Besok adalah hari minggu. Biasanya Clara membantu Mrs. Werse membuat kue untuk dijual keesokan harinya. Tetapi, malam ini Clara lebih memilih membaca buku novel miliknya.
Besoknya, Clara mandi dan sarapan. Lalu dia pergi ke rumah Sazia yang tak jauh dari panti asuhanya. Clara mengetuk pintu rumah Sazia sambil mengucap salam.
Keluarlah ibu Sazia. “Halo tante Ike, ada Sazia?” tanya Clara sopan. “Tentu Clara, Sazia sedang di kamarnya masuk saja” ujar tante Ike, mama Sazia. “Halo Sazia” sapa Clara sambil membuka pintu kamar Sazia.
“Clara? Ngapain kamu ke rumahku, sampai masuk kamarku segala, sana pergi” usir Sazia ketus. “Ta.tapi..Sazia..aku ingin main” ujar Clara lesu. “Tidak ada tapi-tapian sana..pergi!” Sazia mendorong Clara sampai terjatuh ke lantai kamar Sazia.
“Baik kalau kamu tidak mau bermain denganku! Aku akan pergi, kamu memang jahat” isak Clara sambil membuka pintu kamar Sazia. “Tunggu! Maafkan aku Clara, aku salah, mau memaafkanku?” Sazia memeluk Clara. “Tentu, dengan satu syarat” Clara tersenyum. “Beritahu aku, ada apa denganmu” Clara balas memeluk Sazia. “Tentu” Sazia mengangguk.
“Clara aku ingin bercerita sesuatu” Sazia menunduk. “Ada apa? Ceritakan saja” Clara penasaran. “Bundaku adalah seorang penyelam, beliau sering pindah-pindah tugas, besok aku akan diajak ke Amerika selama satu tahun” cerita Sazia sambil menagis. “Tenang saja, aku akan selalu mengingatmu” Clara tersenyum kecil. “Kamu memang sahabat terbaik” Sazia tersenyum bahagia. “Thank you” Clara tersenyum simpul.
Pagi ini hari senin. Clara segera mandi dan sarapan. Tetapi saat sarapan, Clara teringat kalau Sazia akan pergi ke Amerika hari ini. Dia segera mengambil handpone nya dan menelepon Sazia.
“Halo Sazia? Jadwal penerbanganmu jam berapa?” tanya Clara saat telepon sudah tersambung. “Aku jam 4 sore Clara, tenang kita bisa menghabiskan waktu di sekolah” jawab Sazia menenagkan hati Clara yang gundah. Telepon dimatikan oleh Sazia.
“Clara, ayo cepat  sekolah” suara Mrs. Werse terdengar dari telinga Clara. Clara segera menyambar tas sekolahnya yang sudah terisi makanan, buku pelajaran, dan alat tulis.
Sesampainya di sekolah Clara segera menuju kelasnya. Kelasnya sudah ramai dengan anak-anak yang sedang mengobrol dan bermain. Clara mencari-cari sosok Sazia. Terlihat Sazia sedang duduk dibangkunya dengan murung. Sepertinya dia sedih kerena harus meninggalkan sahabat-sahabatnya di Jakarta.
“Halo Sazia” sapa Clara sambil mengembangkan senyumnya. “Pagi Clara” balas Sazia lesu. “Sudahlah Sazia, kamu tidak usah sedih, nanti kan kita bertemu lagi” Clara menenangkan sambil duduk disamping Sazia. “Ya, tapi aku tetap sedih” Sazia menunduk. “Aku sedih kerena meninggalkanmu, aku pasti rindu” lanjut Sazia sambil memeluk Clara. “Aku juga sedih, karena ditinggal kamu, tapi aku harus ikhlas” Clara tersenyum.
Kriiing! Kriiing!
Bel masuk berbunyi, semua anak duduk rapi dibangku masing-masing menunggu kedatangan
Mrs. Angelie wali kelas mereka. Mrs. Angelie adalah seorang guru yang cantik, manis, penyabar, baik hati, penyayang, pokoknya komplit deh!
Tak terasa pelajaran telah usai. Seluruh murid-murid menaruh buku pelajaran mereka di loker pribadi mereka. Setelah bel berbunyi, seluruh murid berhambur keluar kelas untuk mencuci tangan mereka lalu menyantap makanan masing-masing.
Clara dan Sazia memakan bekal mereka di kelas. Mereka sesekali mengobrol dan bercanda. “Sazia, aku ingin memberimu sesuatu” Clara mengaduk-aduk isi tasnya. “Nah ini dia” Clara menyerahkan kotak besar berwarna merah pada Sazia. “Waah..thank you, aku juga punya sesuatu untukmu” Sazia mengeluarkan kotak besar bersampul kertas kado dari tasnya. “Ini, terimalah” Sazia menyerahkanya pada Clara. “Terimakasih, Sazia” Clara tersenyum bahagia.

 Pagi ini, Clara akan berpisah dengan Sazia.“Mrs. Werse, aku sudah siap” Clara menghampiri Mrs. Werse yang sedang duduk di ruang santai. “Kamu cantik Clara” puji Mrs. Werse. “Terimakasih, ayo pergi Miss” Clara menggandeng tangan Mrs. Werse menuju halaman depan panti asuhan.
“Kemana kita?” Tanya Mr. Sir adik Mrs. Werse. “Kita ke bandara Halim Perdanakusuma” jawab Mrs. Werse. Mrs. Sir segera mengemudikan mobil menuju bandara.
Di bandara, Clara segera menuju kursi tunggu. Ia akan  menunggu Sazia. Clara menunggu sambil bermain game online di hpnya. “Clara, ini Miss bawakan minuman” Mrs. Werse menyerahkan satu kaleng cola pada Clara. “Thanks Miss” jawabku masih sibuk bermain game. Sesekali Clara meneguk minuman kaleng cola yang dibelikan Mrs. Werse.
Tiba-tiba, seorang anak perempuan mengahmpiriku. “Halo Clara, ini aku Sazia” anak itu memelukku. “Sazia, ya ampun lama banget sih” protesku. “Aku tadi nyariin kamu sama Mrs. Werse” jawab Sazia sambil duduk disampingku.
Baru 15 menit kami mengobrol. Pesawat Sazia sudah datang. Sazia pun pamit padaku. “Kabari aku ya, jangan lupakan aku” kataku sambil melambaikan tangan saat Sazia beralih untuk chek-in dan mengurus bagasi  “Tentu Clara, aku tidak akan melupakanmu bye” balas Sazia sambil melambaikan tangan.

Tapi, aku sudah tidak sedih. Sazia hanya setahun di Amerika, insya Allah aku bisa bertemu lagi dengan Sazia. Aku berharap, aku dan Sazia menjadi FRIEND FOREVER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KASIH SAYANG BUNDA

“Hani tolong ambilkan obat bunda dong cantik” pinta bunda dari kamarnya. Aku yang sedang membaca komik baruku segera bangkit dan menuju ...